Senin, 05 September 2011

Memahami Makna Insya Allah & Mengucapkannya dengan Sepenuh Hati

Penulis: Nalendra
Penggunaan frase Insya Allah sekarang makin ngetop. Di beberapa mal di Jakarta, lagu Insya Allah karya Maher Zein sering diputar terutama dalam suasana Romadhon dan Syawal ini. Frase Insya Allah memiliki makna yang sangat dalam. Terjemahan bebasnya, Insya Allah berarti ''jika Allah mengizinkan''. Orang beriman tentu tidak main-main jika menyebut frase ini. Frase ini adalah sebuah komitmen kita terhadap manusia dan ketergantungan kepada Allah.

Kebetulan, selama ini saya sering didaulat teman-teman sekolah untuk mengadakan acara reuni atau sejenisnya. Setelah voting dan rembuk online, ditentukanlah tanggal dan hari yang ditetapkan. Jawaban teman-teman bervariasi. Mayoritas menjawab: "Gw bisa datang", sebagian kecil menjawab: "Sorry, gw gak bisa." Ada juga yg menjawab: "Gw belum pasti nih...kalo sempat gw usahain datang." Yang paling tidak jelas kalao ada yang menjawab: "Insya Allah ya.."

Jawaban pertama sampai ketiga saya terima. Namun, jawaban terakhir ini yang harus saya koreksi maknanya. Apakah benar Insya Allah yang teman saya jawab itu adalah Insya Allah sesuai makna sebenarnya atau Insya Allah versi orang Indonesia..??? Saya korek lebih dalam lagi teman-teman yang menjawab Insya Allah. Apakah hari itu lo ada acara lain? Jawabannya tidak...yahh...yang kaya begini model Insya Allah yang hanya jadi tameng keengganan untuk menunaikan suatu janji.

Insya Allah adalah hasil akhir dari segala usaha, kerja keras, dan ikhtiar yang kita lakukan dalam melakukan sesuatu. Artinya, sekuat apa pun usaha kita, Allahlah sebagai pihak yang menentukan YA atau TIDAK pada akhirnya. Berarti sebelum kita mengucap Insya Allah, ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu berikhtiar. Jika kita konversikan dalam sebuah janji, jangan mengucap Insya Allah jika memang kita tidak atau belum sanggup memenuhi. Dalam benak kita, frase Insya Allah kita gunakan sebagai legitimasi ketika kita tidak memenuhi janji kita. Kan, saya sudah bilang Insya Allah. Jika saya tidak datang berarti Allah tidak mengizinkan. Semudah itu kita beralasan. Kita tidak mau tahu apakah kita sudah cukup berusaha atau tidak. Kita gunakan Allah sebagai tameng. Kita gunakan Insya Allah sebagai alasan. Naudzubillah.


Mari kita simak beberapa contoh kasus berikut ini. Toyip ada janji bertemu dengan Markonah pada hari Rabu. Hari Selasa, Markonah mengofirmasi Toyip untuk janji hari Rabu. Jika Toyip hari Rabu itu ada dua janji yang waktunya bersamaan atau dia sedang sakit yang belum tentu sembuh hari Rabunya, si Toyip tidak pantas mengucap Insya Allah karena dari dalam diri Toyip sendiri belum ada kepastian akan hadir. Dalam kondisi ini, Toyip harus menjawab: "Gw belum pasti datang ya karena ada acara lagi atau badan gw lagi gak sehat khawatir belum sembuh."

Contoh II. Toyip ada janji bertemu dengan Markonah pada hari Rabu. Hari Selasa, Markonah mengofirmasi Toyip untuk janji hari Rabu. Jika Toyip malas untuk bertemu Markonah atau memang ada niat untuk tidak datang, dosa besar bagi Toyip untuk mengatakan Insya Allah karena dari dalam diri dia sendiri memang ada niat untuk tidak hadir.

Contoh III. Toyip ada janji bertemu dengan Markonah pada hari Rabu. Hari Selasa, Markonah mengofirmasi Toyip untuk janji hari Rabu. Jika Toyip hari itu tidak ada janji apa pun atau membatalkan janji yang lain demi bertemu Markonah, dia juga sehat wal afiat, dan memang ada niat untuk datang, barulah Toyip harus mengucap: "Insya Allah, gw datang..!!" Ini baru Insya Allah beneran karena Toyip sudah melakukan usaha keras dan semua kondisi yang ada sudah terpenuhii untuk menepati janji dengan Markonah. Namun, jika dalam perjalanan, misalnya, naudzubillahi Toyip mengalami musibah atau ada saudaranya yang tertimpa musibah atau mungkin ada kondisi tertentu yang membuatnya tidak bisa memenuhi janji dengan Markonah padahal dia sudah sekuat tenaga untuk memenuhi janji tersebut, di situlah makna Insya Allah. Toyip sudah berusaha memenuhi janji, tetapi Allah belum menghendaki.

Oleh karena itu, marilah kita ucapkan Insya Allah dengan sepenuh hati bahwa kita bermaksud melakukan apa yang kita ucapkan. Frase Insya Allah kita gunakan sebagai alat pemacu semangat kita berusaha dan jadi penghibur ketika kita tidak mampu mewujudkannya. Jangan kita ucapkan Insya Allah ketika memang tidak bermaksud untuk memenuhi permintaan seseorang. Lebih baik berikan alasan mengapa tidak bisa dan ucapkan Insya Allah apabila kita berjanji dan berusaha keras memenuhi janji itu.


Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: "Aku pasti melakukan itu besok pagi. "Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat kebenarannya daripada ini." (QS Al Kahfi: 23-24)


Kamis, 01 September 2011

Ayat Al Qur’an terkait tentang Doa


“Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya[769]. Dan doa (ibadat) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka” (QS. 13 : 14).
_____________________________________

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. 2 : 186).
_____________________________________

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)” (QS. 27 : 62).
_____________________________________

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dia" (QS. 40 : 60).
_____________________________________

“dan Dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. Dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras” (QS. 42 : 26).