Selasa, 27 Desember 2011

Stimulasi dini pada anak : Kiat mengembangkan kecerdasan majemuk, kemandirian dan kreativitas

Dr. M. Muchlis. SpA
Klinik Anak Rumkit Lanud Abdulrachman Saleh Malang

Bapak Ariel  dan ibu Lia adalah sebuah contoh keluarga muda yang baru mempunyai seorang anak laki-laki  yang berusia 3 tahun bernama Rio. Sang suami bekerja sampai sore, istri membaktikan dirinya sebagai ibu rumah tangga untuk membesarkan anak terkasihnya. Sebagai orang tua keduanya meyakini bahwa urusan anak adalah tanggung jawab bersama. Pak Ariel tidak melulu hanya pencari nafkah, tapi selepas kerja atau sewaktu libur selalu menyempatkan berinteraksi dengan anak. Sebagai ayah, ia mau meluangkan waktu menjadi teman bermain bagi Rio, sang anak.
   Ketika si kecil baru lahir baik pak Ariel dan bu Lia sering mengajak ngobrol bayinya yang masih merah. Ketika disusui oleh ibunya atau ketika  ditimang ayahnya, suara ke dua orang tuanya yang merdu sering membuat Rio kecil sampai tertidur. Ketika Rio bisa merangkak dan menjangkau apa saja, pak Ariel dengan sigap menyimpan koleksi keramiknya di gudang, lingkungan rumah dibikin seaman dan senyaman mungkin untuk anaknya bereksplorasi. Ketika usia bertambah, koleksi mainan Rio makin bertambah tapi pak Ariel dan bu Lia selalu memberikan alat permainan edukatif sebagaimana yang dianjurkan pakar perkembangan anak. Terakhir pak Ariel membelikan buku bacaan buat Rio tapi isinya lebih banyak gambar yang berwarna warni karena Rio sangat senang didongengkan oleh kedua orang tuanya.  Ketika sekarang Rio  sudah usia 3 tahun, sewaktu ia mandi dibiarkan untuk menciduk airnya sendiri, ketika makan ia dipersilahkan menyuapi sendiri walaupun nasinya jadi berantakan kemana-mana. Kalau Rio mau pipis selalu diingatkan untuk bilang pada orang rumah dan diantarkan ke toilet. Saat bersama nonton tivi, selalu yang ditonton adalah tayangan yang pantas, begitu pula ketika minta diputarkan vcd atau dvd. Berhubung dia sudah senang mencoret-coret, disediakan banyak kertas gambar dan crayon untuk menyalurkan ‘hobby’nya itu.
   Waktu libur adalah waktu yang menyenangkan bagi Rio, karena orang tuanya acapkali membawanya jalan-jalan dari mulai ke kolam renang, tempat rekreasi, pasar atau mall, kebun binatang, taman safari, bahkan pernah dirinya diajak orang tuanya ke museum dan pameran lukisan di sebuah  galeri. Sekali waktu pernah juga Rio diajak melihat pentas seni, dia senangnya nonton band apalagi kalau ada penyanyi cilik idolanya.
   Dalam hal yang lain, Rio sering diajak ikut sholat berjamaah bersama kedua orang tua dan pengasuhnya di rumah. Walau sering jalan kesana kemari sewaktu sholat atau kadang-kadang malah tiduran di sajadah, orang tuanya membiarkannya karena yang penting bagi Rio adalah pengenalan ibadah kepada Tuhan.
   Untuk mengenalkan kebaikan kepada sesama, orang tua Rio pernah merayakan ulang tahun Rio  bersama dengan para anak yatim di sebuah panti asuhan. Di tempat tersebut Rio dengan suka cita membagikan makanan dan kue serta hadiah ulang tahun kepada mereka yang tak berpunya.
   Begitulah sekelumit cerita tentang pak Ariel dan bu Lia dalam membesarkan anaknya. Keduanya faham benar selain anak memerlukan gizi yang baik, imunisasi yang selengkap mungkin, sang anak butuh stimulasi sedini mungkin dan tauladan sedini mungkin.

Cerita tadi adalah sebuah ilustrasi untuk menggambarkan sebuah keluarga yang sedang berproses menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab terhadap anaknya. Membicarakan masalah anak selalu menekankan pada  dua aspek yaitu aspek pertumbuhan dan aspek perkembangan. Pertumbuhan yang optimal akan mendukung perkembangan anak yang optimal pula. Adalah kewajiban orang tua untuk memfasilitasi tumbuh kembang anaknya secara optimal. Sementara itu adalah hak seorang anak untuk mendapat kesempatan tumbuh kembang secara layak. Karena itu para orang tua diharapkan mengetahui persis kebutuhan anak  sejak masih dalam kandungan  dan memenuhinya dengan penuh tanggung jawab.

Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan anak?
Pertumbuhan anak terkait dengan peningkatan ukuran tubuh sesuai dengan umurnya. Pengukuran yang sering dipakai sebagai indikator adalah : panjang/ tinggi badan, berat badan dan ukuran lingkar kepala. Banyak faktor yang menentukan pertumbuhan seorang anak baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain : genetik/bawaan (ayah, ibu, nenek, kakek) dan proses selama kehamilan. Sementara itu faktor eksternal antara lain : penyakit, nutrisi (gizi), polusi dan aktivitas fisik.
   Pertumbuhan anak mengikuti fase sesuai kronologis umur, ada fase dimana anak bertumbuh dengan cepat kemudian melambat dan kembali tumbuh cepat ketika seorang anak menjelang remaja. Kurva pertumbuhan anak di KMS secara sederhana dan praktis bisa dipakai, tapi pengukuran yang lebih detail biasa dipakai kurva CDC-NCHS yang diakui secara internasional. Ploting pada kurva tesebut dapat dipakai sebagai petunjuk untuk menilai status pertumbuhan anak.
   Pengukuran lingkar kepala anak sampai 1 tahun pertama penting karena berhubungan dengan perkembangan volume otak atau penyakit yang berhubungan dengan otak. Hasil pengukuran lingkar kepala dapat berupa normosefali (ukuran rata-rata normal), makrosefali (lebih besar dari rata-rata ukuran normal) dan mikrosefali (lebih kecil dari ukuran rata-rata normal). Pada anak yang mikrosefali sering berkaitan dengan keterlambatan perkembangan dan keterbelakangan mental. Dengan mengetahui secara dini hal tersebut orang tua diharapkan dapat memberikan perlakuan  atau stimulasi sesuai keadaan sang anak.

Lalu apa pula yang dimaksud dengan perkembangan anak ?
Perkembangan seorang anak terkait dengan peningkatan fungsi individu dari berbagai aspek antara lain: sensorik, motorik, kognitif, komunikasi (berbahasa), emosi-sosial, kemandirian, kreativitas, kerjasama/kepemimpinan, etika, budi-pekerti dan moral spiritual. Faktor penentu  perkembangan anak dapat berupa faktor internal yaitu faktor genetik dan proses sejak kehamilannya, sementara faktor eksternal antara lain: gizi, penyakit, kualitas pengasuhan/keluarga maupun lingkungan. Kesemua faktor tersebut berperan positif selama kebutuhan dasar perkembangan anak tercukupi.

Apakah kebutuhan dasar untuk proses perkembangan anak ?
Setidaknya ada 3 kebutuhan dasar untuk mengembangkan kecerdasan, kemandirian dan kreativitas pada anak:
  • Kebutuhan fisis-biologis (asuh)
  • Kebutuhan kasih sayang (asih)  
  • Kebutuhan stimulasi (asah) 

Apa saja kebutuhan fisis-biologis seorang anak ?
Pemberian nutrisi/gizi seimbang, imunisasi dasar yang lengkap, kebersihan badan maupun lingkungan, pengobatan dini, kesempatan berolah raga, bermain/ berekreasi dan sebagainya adalah upaya pemenuhan kebutuhan fisis biologis bagi anak. Pemenuhan kebutuhan fisis bilogis pada anak mempengaruhi kualitas perkembangan anak. Anak dengan gizi buruk sulit untuk menerima stimulasi yang diberikan. Anak yang mempunyai gejala sisa atau sequele dari penyakit radang otak yang pernah dideritanya  membuat anak terbelakang/terlambat perkembangannya. Anak yang menderita polio dan lumpuh membuat si anak menjadi terbatas kemampuannya untuk berlatih olah raga dan menari.

Bagaimana memenuhi kebutuhan kasih sayang-emosi pada anak ?
Pemenuhan kebutuhan kasih sayang dapat dilakukan oleh orang tua dengan antara lain: menciptakan rasa aman/ nyaman/ dilindungi, diperhatikan (minat, keinginan dan pendapat), diberi contoh (bukan dipaksa), dibantu, didorong, dihargai, penuh kegembiraan, dan mengkoreksi bila anak berbuat salah, tapi bukan ancaman atau hukuman. Kondisi seperti ini dapat terpenuhi oleh orang tua yang menjalani pola asuh yang demokratik. Hasil pengasuhan seperti ini diharapkan akan meningkatkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas dan kerjasama/kepemimpinan.

Bagaimana penjelasan tentang pentingnya stimulasi pada anak ?
Stimulasi akan merangsang hubungan antara sel otak (sinaps) dimana diketahui milyaran sel otak telah dibentuk sejak janin dalam kandungan (usia kehamilan ibu 6 bulan) tapi belum ada hubungan antara sel otak satu dengan yang lainnya. Dengan dilakukan rangsangan/stimulasi sejak dini, maka terbentuk hubungan diantara sel otak tersebut (sinaps). Makin sering dirangsang makin kuat hubungan tersebut. Makin banyak variasi, hubungan makin kompleks yang merangsang sel otak kiri maupun  kanan dan pada akhirnya  menghasilkan kecerdasan majemuk, kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.

Apa saja stimulasi yang harus diberikan, bagaimana caranya dan kapankah waktunya ?
Stimulasi diberikan pada seluruh aspek perkembangan anak yaitu sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual.
   Cara atau metode stimulasi  bermacam-macam, antara lain dengan rangsangan suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret-coret, menggambar dsb.
   Kegiatan stimulasi tak mengenal waktu karena dilakukan setiap kali berinteraksi dengan anak seperti: waktu makan, memandikan, berganti pakaian,  ketika dalam perjalanan, bermain di dalam mobil, nonton tv sebelum tidur dan lain-lain.

Apakah prinsip-prinsip stimulasi yang harus kita ketahui ?
Prinsip stimulasi (perangsangan/ bermain/ latihan) antara lain :
  • Setiap hari dan setiap berinteraksi.
  • Suasana nyaman dan timbulkan rasa aman.
  • Suasana bermain (fun), gembira dan penuh kasih sayang.
  • Tidak tergesa-gesa dan tidak memaksa.
  • Berikan contoh dan dorongan untuk mencoba.
  • Bervariasi sesuai dengan minat dan kemampuan anak.
  • Beri pujian bila berhasil, sekecil apapun keberhasilannya.
  • Koreksi bila belum bisa dan bukan hukuman.

Apa saja yang mempengaruhi pemberian kasih sayang dan stimulasi pada anak?
Pemberian kasih sayang-emosi dan stimulasi ini terutama  dipengaruhi oleh  2 hal yaitu pola pengasuhan keluarga dan karakter si anak. Dikenal 4 macam pola pengasuhan keluarga:
  1. Pola asuh demokratik (autoritatif) : orang tua mendidik anak dengan demokratis sehingga dapat menjalankan prinsip stimulasi.
  2. Pola asuh diktator (otoriter) : orang tua  mendidik anak dengan banyak larangan dan aturan yang kaku, sering menghukum yang dapat menimbulkan child abuse (pencederaan pada anak).
  3. Pola asuh permisif : orang tua mendidik dengan aturan yang longgar, cenderung membolehkan semua keinginan anak. Akibatnya anak menjadi manja dan tidak disiplin.
  4.  Pola asuh  ‘tidak peduli’ : orang tua tidak mau peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan anak yang berakibat pada penelantaran anak (neglect).
Dari keempat macam pola pengasuhan tadi, pola asuh demokratiklah yang dapat menjalankan prinsip stimulasi dengan benar. Bagaimana pola asuh demokratik itu? Penjelasannya ada pada pembahasan selanjutnya.
   Sementara itu secara umum dikenal 3 temparamen anak : easy (penurut), difficult (susah diatur) dan slow to warm up (pemalu). Dengan mempertimbangkan karakter anak, keluarga dihadapkan pada dinamika tiap anak yang berbeda. Tidak masalah dengan anak yang mempunyai karakter easy (penurut), tetapi pada anak yang berkarakter difficult (susah diatur) dibutuhkan ekstra kesabaran, penerapan disiplin yang khusus, pemberian hukuman yang tepat dan menghindari kekerasan fisik maupun psikis pada anak. Pada anak dengan masalah khusus seperti ini orang tua dianjurkan berkonsultasi dengan psikolog anak atau psikiater anak. Demikian pula dengan anak yang slow to warm up (pemalu), orang tua hendaknya tidak bosan mendorong anak untuk berani tampil di muka umum, berkomunikasi aktif dengan orang sekitarnya dan selalu memberikan pujian atas keberanian sekecil apapun. Hindari pelabelan pada anak dengan mengatakan ‘dasar si pemalu, kuper’ dan sebagainya.

Stimulasi apa yang harus orang tua lakukan terhadap sang anak dan sejak kapan dilakukan ?
Stimulasi pada anak harus dilakukan sejak dini bahkan sejak masih dalam kandungan (ingat dengan anjuran untuk mendengarkan alunan musik klasik dan alunan ayat suci yang ditempelkan pada perut ibu yang sedang hamil). Selanjutnya stimulasi dilakukan sesuai umur anak dimulai dengan stimulasi yang sederhana dan makin lama makin kompleks/ beragam. Berikut beberapa tips untuk memandu orang tua menstimulasi sang buah hati.
 
Stimulasi/ rangsang/ bermain pada umur 0-3 bulan :
Ciptakan rasa nyaman, aman, senang, berikan ASI (tatap matanya), peluk, gendong, cium, gusel, gulingkan, tatap matanya, ajak bicara, ajak tersenyum, bunyikan suara musik, bersenandung ketika sedang menggendong, menggantung benda berwarna-warni dan berbunyi, menggulingkan kanan-kiri serta menengkurapkan.

Stimulasi pada umur 3-6 bulan :
Stimulasi 0-3 bulan ditambah : bermain ciluk ba, melihat wajah di cermin, dirangsang tengkurap-telentang, bolak-balik dan dicoba untuk didudukkan.

Stimulasi pada umur 6-9 bulan :
Stimulasi 3-6 bulan ditambah : memanggil namanya, mengajak bersalaman, mengajak tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk dan berdiri pegangan.

Stimulasi pada umur 9-12 bulan :
Stimulasi umur 6-9 bulan ditambah : mengulang kata seperti mama, papa, kaka, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, melatih berdiri dan jalan berpegangan.

Stimulasi pada umur 12-18 bulan :
Stimulasi umur 9-12 bulan ditambah : mencoret-coret, menyusun kubus/ puzzle, masuk keluarkan benda kecil dari wadah, bermain boneka/ sendok/ piring/ gelas, latih berjalan tanpa pegangan, berjalan mundur, panjat tangga, menendang bola, melepas celana, melakukan perintah sederhana, menunjuk benda yang disebutkan dan menyebutkan nama benda yang ditunjuk.

Stimulasi pada umur 18-24 bulan :
Stimulasi umur 12-18 bulan ditambah : menanyakan/ menyebutkan/ menunjuk bagian tubuh, menanyakan/ menyebutkan nama gambar atau benda, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi, bermain dll), menggambar garis, cuci tangan, memakai celana/ baju, melempar bola dan melompat.

Stimulasi pada umur 2-3 tahun :
Stimulasi umur 18-24 bulan ditambah : menyebut warna yang ditunjuk, menyebutkan kata sifat (besar, kecil dsb), menyebutkan nama teman/ saudara, menghitung jumlah benda, pakai baju, sikat gigi, buang air besar dan kecil di kakus, main kartu/ boneka/ masak-masakan dan berdiri pada satu kaki.

Stimulasi umur > 3 tahun :
Stimulasi umur 2-3 tahun ditambah : memegang pinsil dengan baik, mengenal huruf/ angka sambil bermain, berhitung sederhana, buang air kecil/besar di kakus, mandiri (misal : ditinggal di sekolah), berbagi dengan teman/ saudara.


   Semua stimulasi yang dilakukan sejak dini bertujuan untuk merangsang baik bagian otak kiri maupun kanan. Otak kiri dan kanan mempunyai pembagian ‘tugas’ masing-masing. Berdasar penelitian para ahli neurologi diketahui bahwa otak kiri mempunyai tugas/karakter sebagai berikut : konvergen (menyempit) terkait dengan logika matematik, rasionalitas, tata bahasa/ membaca/ menulis. Sementara otak kanan : divergen (melebar/ meluas) terkait dengan imajinasi, kreativitas seni, musik/menyanyi dan moral spiritual.
   Kerjasama otak kanan dan kiri akan mengoptimalkan potensi kecerdasan anak dan menjadikan  anak dengan kecerdasan  multipel.



Apa sajakah  potensi kecerdasan pada anak ?
Ragam potensi kecerdasan anak meliputi 5 hal yaitu:
  1. Potensi spiritual : mampu menghadirkan Tuhan dalam setiap aktifitas, kegemaran beramal di jalan Tuhan, disiplin beribadah, sabar dalam berupaya, berterima kasih/ bersyukur kepada Tuhan.
  2. Potensi perasaan/ emosional : mengendalikan emosi, mengerti perasaan orang lain, senang bekerja sama, menunda kepuasan sesaat dan berkepribadian yang stabil.
  3. Potensi akal : kemampuan berhitung, verbal, spasial, kemampuan membedakan dan membuat daftar prioritas.
  4. Potensi sosial : senang berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain, menolong, berteman, membuat orang lain senang dan dapat bekerja sama (kooperatif).
  5. Potensi jasmani : sehat secara medis, tahan segala cuaca dan tahan berkerja keras (ulet, tahan banting).

Lalu apakah yang dimaksud dengan kecerdasan multipel (majemuk) ?
Selama ini kecerdasaan seorang anak diukur dengan tes intelegensi yang dibuat oleh pakar psikologi seperti Wechsler dan Stanford–Binet. Keduanya telah menciptakan perangkat pengukuran kecerdasaan yang hasilnya dikenal sebagai IQ (Intelligence Quotient). Hanya saja tes tersebut cuma mengukur kemampuan anak di bidang matematika, logika dan verbal linguistik sesuai umur kronologisnya.  Hasil tes tersebut terkesan diskriminatif dan membagi seorang anak dalam 3 golongan : cerdas, rata-rata dan ‘bodoh’ (dibawah rata-rata). Paradigma bahwa kecerdasan seorang anak dilihat dengan melihat hasil tes IQ berlangsung cukup lama dan diterapkan juga pada praktik pengajaran di sekolah. Sekolah formal lebih mementingkan pelajaran yang mengandalkan kecerdasan matematis dan verbal saja seperti matematika, ilmu pengetahuan alam (kimia, fiska, biologi) dan bahasa.
   Pakar psikologi Dr.Howard Gardner mengubah perspektif mengenai kecerdasan. Menurut beliau kecerdasan tidak lagi hanya kemampuan menghitung (kecerdasan logika-matematika) dan menggunakan bahasa (kecerdasan linguistik) tapi juga mencakup aspek-aspek yang lain. Ada 9 aspek atau dimensi kecerdasan seseorang yang dikenal sebagai kecerdasan majemuk (multiple intelligence) yaitu :
  1. Kecerdasan berbahasa verbal (verbal-linguistic). 
  2. Kecerdasan logika-matematik  (logical-mathematical)  
  3. Kecerdasan visual spasial (visual-spatial). 
  4. Kecerdasan gerak tubuh (bodily-kinesthetic).
  5. Kecerdasan musikal (musical). 
  6. Kecerdasan intrapersonal.
  7. Kecerdasan relasi interpersonal.
  8. Kecerdasan naturalis (naturalist).
  9. Kecerdasan spiritual. 

Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk?
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk  untuk mengembangkan kecerdasan majemuk tsb. Tugas orang tua adalah sedapat mungkin mengembangkan secara dini semua aspek kecerdasan. Sangat mungkin seorang anak tidak menonjol pada seluruh aspek, tapi setidaknya orang tua telah memfasilitasinya. Selanjutnya kita sebagai orang tua mengetahui sang anak berbakat atau menonjol pada bidang tertentu dan kurang menonjol pada bidang yang lain. Sebagai orang tua kita harus bijak menyikapi dan tidak memaksakan keinginan. Anak harus diberikan kesempatan berkembang sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimiliki. Seorang yang jago berbahasa asing sama baiknya dengan dengan yang jago matematik atau fisika. Anak yang jago menyanyi bisa menjadi penyanyi profesional, anak yang jago musik bisa menjadi pemusik profesional, jago olah raga bisa menjadi olahragawan profesional.  Sementara anak yang jago menggambar bisa menjadi pelukis terkenal atau ahli desain grafis yang bayarannya mahal. Anak yang pandai bergaul (memiliki kecerdasan interpersonal) bisa jadi kelak dia menjadi politisi yang ulung atau pebisnis yang tangguh. Anak cerdas atau pintar jangan selalu diukur dari kepintarannya di bidang matematik atau berhitung saja. IQ tak menjadi satu-satunya  patokan kesuksesan hidup anak!
   Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan orang tua untuk menumbuhkan 9 aspek kecerdasan tadi.

Kecerdasan berbahasa verbal ( verbal linguistic).
Kemampuan untuk menggunakan bahasa secara efektif, mengerti kata-kata serta  nuansa makna kata. Banyak orang besar dan tokoh dunia yang punya kelebihan  dalam aspek kecerdasan ini. Contoh : Oprah Winfrey, Jhon F Kennedy, bung Karno, Aa Gym, Zainudin MZ dll.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Berkomunikasi dengan anak sejak bayi dan sering diajak bercakap-cakap.
  • Membiasakan bercerita atau mendongeng dalam keluarga.
  • Menyediakan buku bacaan sesuai umur anak.
  • Merangsang anak menceritakan kembali apa yang sudah dibacanya.
  • Bermain permainan kata-kata seperti scrabble.
  • Jangan memotong cerita anak.
  • Menyanyikan lagu dan membahas isi syair lagu.
  • Memberi kesempatan  untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisan atau tulisan ( misal : kursus/les bahasa)
Bidang kerja : menulis, editing, menerjemahkan, penulisan naskah pidato, mc/ host acara, presenter, penceramah/ dai dsb.

Kecerdasan logika matematik  (logical mathematical).
Kemampuan dalam bidang sains, memecahkan masalah secara logis terutama dalam matematik (berhitung). Contoh tokoh yang menonjol dalam bidang ini antara lain: Aristoteles, Isac Newton, Rene Descartes, Habibie dll.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Mengelompokkan benda-benda atau mainan.
  • Menyusun, merangkai dan menghitung mainan.
  • Bermain ular tangga, halma atau congklak.
  • Bermain sempoa, catur dan kartu (kuartet).
  • Bermain tebak-tebakan dan merangkai puzzle.
  • Bermain monopoli dan game komputer.
  • Mengerjakan tugas-tugas matematik.
  • Berlatih berhitung dengan memanfaatkan benda di  lingkungan sekitar.
  • Melatih anak untuk menabung dan mengelola keuangannya sendiri.
  • Membayar sendiri barang yang dibelinya dan menghitung uang kembalian.
Bidang kerja :  ahli sains, peneliti, dokter, ahli matematik/ statistik, bisnis dsb.

Kecerdasan  visual spasial  (visual spatial).
Kamampuan untuk menemukan lokasi (jalan, tempat), memperkirakan hubungan antar benda dalam ruangan, mampu memperhatikan detail dari apa yang dilihat dan  membayangkan serta memanipulasi obyek visual di dalam benaknya.
Darwis Triadi  yang fotografer, Basuki Abdullah yang pelukis atau Nyoman Nuarta yang pematung adalah beberapa contoh orang yang dianugrahi kecerdasan visual spasial.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Mengamati gambar/ foto dengan mengajak anak ke pameran lukisan atau foto.
  • Merangkai dan membongkar lego.
  • Menggunting, melipat, menempel dan merobek.
  • Memberi kesempatan mengekspresikan diri melalui menggambar.
  • Mengenal pola dan bentuk dengan memperhatikan benda di  dalam rumah dan sekitar lingkungan rumah.
  • Bermain rumah-rumahan.
  • Bermain halma, puzzle dan game komputer.
Bidang kerja : arsitektur, pelukis, fotografer, pematung, pengrajin seni, navigator, planologi kota, desain furniture dsb.

Keterampilan/ kecerdasan gerak tubuh (bodily-kinesthetic).
Kemampuan untuk bergerak dengan ketepatan (presisi) dan menggunakan keterampilan tubuh. Orang-orang semacam David Beckham, Michael Schumaher, Rudi Hartono, Vicky Burki, Bagong Kusudiardjo adalah contoh mereka yang dianugerahi keterampilan gerak tubuh yang menonjol.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Membuat lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak bereksplorasi.
  • Berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis.
  • Berlari, melompat, melempar dan menangkap.
  • Memberikan kesempatan anak untuk melakukan pekerjaan sederhana sesuai umurnya.
  • Mengajak bermain anak, jalan jalan pagi atau sore hari.
  • Memberikan kebebasan bergerak pada tempat atau lapang yang luas.
  • Berlatih senam, menari, olah raga permainan  dan bela diri.
  • Bila anak tampil dalam pentas seni atau bertanding olah raga atau kesenian sempatkan menontonnya dan selalu memujinya paling tidak atas keberaniannya tampil di muka umum.
Bidang kerja : penari, olahragawan, pantomim, ahli bedah, penerbang (pilot), pemain sirkus dsb.

Kecerdasan musikal (musical)
Kemampuan untuk memahami/ menciptakan musik dan memiliki apresiasi terhadap musik. Mozart, Beethoven, Mariah Carey, Idris Sardi dan Erwin Gutawa adalah  contoh mereka yang punya kecerdasan musikal dan menjadi besar karena keahliannya tersebut.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Menyediakan alat mainan yang berbunyi.
  • Orang tua bersenandung ketika anak ada di pangkuan.
  • Mendengarkan musik dan lagu yang bervariasi.
  • Mengajak anak menonton pertunjukan musik, baik di televisi atau langsung.
  • Menyanyikan lagu, mengikuti irama dan nada
  • Memberi kesempatan berlatih olah vokal dan alat musik (gitar, piano, biola, marching band  dsb).
  • Jika ada kesempatan tampil bermusik atau bernyanyi, berikan dorongan dan pujian.
Bidang kerja : penyanyi, pemusik, pencipta lagu, komposer, konduktor dsb.

Kecerdasan interpersonal
Kemampuan untuk memahami dan berkomunikasi dengan orang lain, mampu mengenali perilaku orang lain dengan jeli. Tokoh masyarakat seperti Prof Dr. Dadang Hawari, Ali Alatas (diplomat kawakan, mantan Menlu), kak Seto Mulyadi, WS Rendra, Jeffry Al Buchori adalah contoh mereka yang punya kecerdasan interpersonal.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain :
  • Bermain dengan anak yang lebih muda maupun yang lebih tua.
  • Saling berbagi kue/makanan dengan teman atau saudaranya.
  • Mengalah dan meminjamkan mainan.
  • Bekerjasama membuat sesuatu (kerja kelompok).
  • Permainan mengendalikan diri (seperti ‘petak umpet’)
  • Mengenali anggota keluarga dan teman-temannya.
  • Mengenalkan berbagai suku, budaya, adat istiadat dan agama
  • Orang tua mengungkapkan rasa sayangnya secara terbuka.
  • Membiasakan anak untuk bertemu dengan banyak orang dan mendorongnya untuk berani berinteraksi dengan orang lain.
  • Melatih diri untuk berpisah tanpa rasa cemas (misal : ketika anak mulai bersekolah di TK/SD)
Bidang kerja : penasehat spiritual, rohaniawan, psikolog, psikiater, politisi ‘bersih’, diplomat, aktor drama/ teater dsb.

Kecerdasan intrapersonal
Kemampuan untuk memahami dirinya sendiri, keberadaan dirinya dan mengenali perasaan, motif/ dorongan yang dimiliki pribadi.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain:
  • Orang tua menimang bayinya dengan lembut.
  • Memberikan pujian, tepuk tangan dan sorakan untuk setiap keberhasilan sekecil apapun.
  • Menghargai perasaan anak dan memperlakukannya sebagai pribadi yang utuh.
  • Menyalurkan ungkapan perasaannya secara tepat.
  • Menceritakan perasaan, keinginan dan cita-cita.
  • Menceritakan pengalaman yang berkesan.
  • Berkhayal, mengarang cerita atau membuat catatan harian (diary)
  • Memberi kesempatan anak bertukar pikiran sesuai kapasitasnya.
Bidang kerja : konselor, psikiater, pemimpin agama/ rohaniawan dsb.

Kecerdasan naturalis
Kemampuan untuk membedakan spesies baik flora maupun fauna di alam raya, mengenal dan memahami alam lingkungan.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain:
  • Menanam biji hingga tumbuh dan mengamati setiap tahapannya.
  • Berkebun, memelihara tanaman atau hewan.
  • Berwisata di hutan, gunung, sungai atau pantai.
  • Mengunjungi taman safari/kebun binatang dan kebun raya.
  • Mengamati langit, awan, bulan, bintang dan mengunjungi observatorium.
  • Membahas kejadian–kejadian alam: hujan, angin, banjir, gunung meletus, gempa bumi, siang, malam dll.
Bidang kerja : berburu, penjelajah, ahli biologi, berternak, berkebun/ bertani dsb.

Kecerdasan spiritual.
Kepekaan anak memahami keberadaan dirinya dan relasi dirinya dengan Tuhannya. Menyadari bahwa hidupnya bagian dari rencana Tuhan untuk kebaikan seluruh umat-Nya dan kemuliaan Tuhan.
Upaya untuk mengembangkannya antara lain:
  • Biarkan anak melihat orang tua melakukan ritual agama (ibadah).
  • Mengajak anak ikut beribadah.
  • Biarkan anak menyaksikan kedekatan hubungan orang tua dengan Tuhan.
  • Membiasakan ibadah bersama dalam keluarga.
  • Membiasakan anak ikut dalam kegiatan amal sosial (berzakat, sedekah atau menyantuni kaum duafa).
  • Melatih anak membangun komunikasi personal dengan Tuhan.
Kecerdasan spiritual selayaknya dimiliki oleh setiap individu dengan berbagai profesi yang ditekuninya.

Selain berbagai kecerdasan tadi, anak diharapkan mempunyai sifat mandiri dan kreatif. Dengan begitu anak akan menjadi individu yang matang dan siap menjalani kehidupan yang kian hari  kian kompetitif dan penuh dengan tantangan.

Bagaimana mengembangkan kemandirian dan kreativitas anak? Apa hubungannya dengan pola asuh demokratik ?
Orang tua lagi-lagi sejak dini sudah mendorong/merangsang anak untuk mandiri dan kreatif. Hal tersebut hanya bisa dipenuhi bila orang tua mempunyai pola asuh demokratik (otoritatif) dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Mau mendengarkan dan menghargai pikiran anak.
  • Mendorong anak berani mengemukakan pendapat dan tidak melecehkan pendapat anak.
  • Tidak memotong pembicaraan anak.
  • Tidak memaksa, jauhi pandangan bahwa pendapat orang tua adalah paling benar.
  • Tidak mengancam atau  selalu menghukum: berikan koreksi, berikan  contoh dan  ajak berfikir serta bukan ‘mendikte’.
  • Biarkan mereka memperbaiki pendapatnya.
  • Mendorong keberanian, mengekpresikan ide/gagasan untuk melakukan sesuatu.
  • Mendorong kemandirian untuk melakukan atau mencoba  sesuatu, menghargai usaha yang telah dicapai.
  • Memberikan pujian untuk prestasi sekecil apapun.
  • Merangsang mengamati/ mempertanyakan benda/ kejadian di sekeliling.
  • Jangan menolak atau menghentikan rasa ingin tahu anak.
  • Biarkan anak berkhayal, merenung, mewujudkan gagasan dengan cara masing-masing.
  • Jangan melarang tanpa alasan, mendikte, mencela, mengecam atau membatasi anak.
  • Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan, pujian untuk menyatakan atau mencoba gagasannya, selama tidak membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.

Dapatkah kita mengenali mengenali ciri-ciri  anak cerdas dan kreatif ?
Kita dapat mengenali anak cerdas dan kreatif dengan memperhatikan ciri-ciri sebagai  berikut :
  • Wajahnya cerah dan berfisik dinamis : anak selalu cerah, tidak kelihatan murung, stress atau dingin dalam bergaul. Anak mirip olahragawan atau atlit.
  • Berminat luas dari mulai musik, mata pelajaran, politik, olah raga dsb : anak tidak hanya pandai dalam mata pelajaran tapi juga ‘jago’ menyanyi, olah raga, senang diskusi politik, seni dan minat-minat lain. Istilah anak muda sekarang menjadi anak yang ‘gaul’ (dalam arti positif).
  • Sering bertanya yang berbobot : pertanyaan anak seperti ini sering merepotkan guru ataupun orang tua dan jarang direspon dengan hal-hal yang bisa dikembangkan lebih baik. Televisi, koran, majalah dan internet adalah hal yang sudah familiar pada anak seperti ini.
  • Selalu ingin tahu atau mendapat penjelasan yang logis/ilmiah : jawaban yang ‘asal’ atau biasa-bisa saja dari orang tua atau guru tidak memuaskan si anak.
  • Tidak berbatas tembok status : bertanya/berdiskusi dengan guru atau orang yang lebih tua tidak canggung bagi anak yang kreatif.
  • Berani mengambil resiko : gembira bila tindakan benar dan terus bangkit bila salah.
  • Mempunyai banyak alternatif untuk mencari solusi : anak dikenal sebagai ‘si banyak akal’.
  • Tidak cepat puas, hampir selalu ingin sempurna : hasil pekerjaan yang tidak optimal membuat si anak bertanya kenapa dan berusaha memperbaikinya agar sempurna.
  • Berani tampil beda : kegemaran untuk berbeda dengan anak lain atau membuat sesuatu menjadi berbeda.
  • Senang menggali pengetahuan : tidak terbatasnya sumber pengetahuan membuat anak giat menggali sumber pengetahuan yang ada.
  • Mempunyai gagasan orisinal : gagasan yang baru dan tidak terduga merupakan ciri anak yang kreatif.

Faktor apa yang terpenting dalam proses tumbuh kembang anak ?
Semua kebutuhan dasar sama pentingnya baik kebutuhan fisik biologik (asuh), kebutuhan emosi-kasih saying (asih) dan kebutuhan stimulasi/rangsangan/bermain (asah). Ketiga kebutuhan dasar tersebut saling mendukung dan mempengaruhi. Jika salah satu tidak tercukupi  maka anak tidak dapat tumbuh kembang dengan optimal, tidak cerdas dan kreatif. Selayaknya orang tua mau dan mampu memenuhi ketiga kebutuhan dasar anak demi pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Siapakah orang tua yang tak menghendaki anaknya bertakwa, sehat, cerdas, mandiri dan kreatif.
   Hanya saja tetap diingat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, ada yang menonjol dalam kemampuan/kecerdasan tertentu tetapi kurang menonjol pada bidang lain. Ada anak yang mudah diajak bekerja sama tapi ada pula yang sulit. Yang penting kita sebagai orang tua mengajak anak agar mereka menekuni apa yang mereka kuasai atau mencoba bidang yang kurang mereka kuasai dengan rasa senang. Untuk bidang yang kurang dikuasai bukan menjadikan mereka ‘ahli’ tapi setidaknya untuk mencapai kecerdasan yang minimal. Untuk kecerdasan yang mereka kuasai dengan baik, hendaknya orang tua memberikan saluran yang memungkinkan anak mengembangkan kecerdasan tersebut secara maksimal.
   Selain itu harus difahami bahwa kecerdasan tidak berdiri sendiri, contoh:  anak yang cerdas dalam bidang musikal, membutuhkan keterampilan bodily kinesthetic yang menunjang untuk memainkan alat musik, tapi bila keterampilan motorik halusnya terbatas, cukuplah dia menekuni kegiatan menyanyi. Seorang pilot atau penerbang, adalah pribadi yang punya kecerdasan bodily kinesthetic disertai kecerdasan yang lain seperti kecerdasan logika-matematik, verbal linguistik, visual spasial dan tentunya juga mempunyai kecerdasan interpersonal karena seorang pilot akan berhubungan dengan orang lain seperti mekanik pesawat, pramugari, petugas air traffic control dsb. Lalu  kalau seorang Erwin Gutawa atau Purwacaraka yang insinyur tapi juga jago di musik, kecerdasan apa sajakah yang keduanya miliki?

Terakhir, apa yang harus selalu diingat orang tua menyangkut tumbuh kembang seorang anak ?
Tiada lain, bahwa setiap anak adalah individu yang unik. Mereka bukan individu yang sama persis dengan orang tuanya, saudaranya (sekalipun kembar) atau mungkin temannya. Dengan mengingat hal ini orang tua tidak bisa lain memfasilitasi anak bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing Dengan mengenal sejak dini potensi atau bakat sang anak, maka anak akan menjadi individu yang berarti bagi dirinya dan orang lain.
   Selamat membesarkan buah hati kita  dan untuk menggugah kita semua selaku orang tua, simaklah puisi bijak tentang anak berikut ini :

Anak-anak belajar dari apa yang mereka alami...

Jika anak dibesarkan dengan celaan
ia belajar menghina

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan
ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan
ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan
ia belajar menyalahi  diri sendiri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi
ia belajar menahan diri

Jika anak dibesarkan dengan dorongan
ia belajar percaya diri

Jika anak dibesarkan dengan pujian
ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan (fairness)
ia belajar keadilan

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman
ia belajar kepercayaan

Jika anak dibesarkan dengan dukungan
ia belajar menyenangi diri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan
ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan

(Dorothy Law Nolte,1982)

Rabu, 07 Desember 2011

Mengaku AKTIVIS? Baca ini!!

“ DIMANA RUMAHMU NAK..? "

Orang bilang anakku seorang aktivis . Kata mereka namanya tersohor dikampusnya sana . Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat . Orang bilang anakku seorang aktivis .Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak ? Ibu bilang engkau hanya seorang putra kecil ibu yang lugu.

Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukkanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak ? Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak, tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia...

Anakku, kita memang berada disatu atap nak, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini .Tapi kini dimanakah rumahmu nak ? ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu dirumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu . Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut. Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu . Ah, lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu . Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja engkau engkau, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal, andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu. Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak, tapi bukankah aku ini ibumu ? yang 9 bulan waktumu engkau habiskan didalam rahimku...

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu . Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu. Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak ? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu ? kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak ? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak ?

Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu . Memang nak,menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan .Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak ? bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak ?

Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat disana sini, ada jadwal mengkaji, ada jadwal bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya, disana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada disana.Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini.Tak ada cita-cita untuk ibumu ini . Padahal nak, andai engkau tahu sejak kau ada dirahim ibu tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu selain cita dan agenda untukmu, putra kecilku...

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, dimana profesionalitasmu untuk ibu ? dimana profesionalitasmu untuk keluarga ? Dimana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat ?

Ah, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu...

Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya. Pun pertemuan dengan orang tercinta, ibu, ayah, kakaK dan adik . Akhirnya tak mundur sedetik tak maju sedetik. Dan hingga saat itu datang, jangan sampai yang tersisa hanyalah penyesalan.
Tentang rasa cinta untuk mereka yang juga masih malu tuk diucapkan .Tentang rindu kebersamaan yang terlambat teruntai...


Untuk mereka yang kasih sayangnya tak kan pernah putus, untuk mereka sang penopang semangat juang ini . Saksikanlah, bahwa tak ada yang lebih berarti dari ridhamu atas segala aktivitas yang kita lakukan. Karena tanpa ridhamu, Mustahil kuperoleh ridhaNya....

Minggu, 04 Desember 2011

Izin BPOM transfer Factor

Bunda, kini transfer factor sudah memiliki izin BPOM loh, produk-produk yang sudah terdaftar di BPOM antara lain: Transfer Factor Advance, Transfer Factor kembang gula keras atau Chewable, dan Transfer Factor Plus. Makin yakin aja kan, konsumsi transfer factor untuk maintence kesehatan keluarga dan solusi pengobatan penyakit?
o ya, dibawah ini aku lampirin jpg izin BPOM transfer factornya ya.... ^_^


Izin BPOM Transfer Factor Tri-Factor Formula / Transfer Factor AdvanceBPOM+Transfer+Factor

Izin BPOM Transfer Factor Plus Tri-Factor Formula
BPOM+Transfer+Factor


Izin BPOM Transfer Factor Kembang Gula Keras / Transfer Factor ChewableBPOM+Transfer+Factor


Berita terbaru dari kantor 4life Indonesia, tanggal 17 Desember 2011 ini akan launching produk Transfer Factor Lainnya, yang tentunya produk yg satu ini ga kalah hebat dgn produk sebelum-sebelumnya. :)

Kalau mau tau lebih banyak tentang transfer factor, silahkan buka blog bisnisku di http://transferfactorpeduliwanita.blogspot.com/ atau segera hubungi aku di no. 087-888-030-812 ya bunda

Jumat, 02 Desember 2011

Asma’ binti Abu Bakar, Pemilik Dua Ikat Pinggang

Republika.co.id -  Asma' binti Abu Bakar adalah salah seorang wanita mulia yang turut serta dalam hijrah ke Madinah. Dia dikenal sebagai wanita terhormat yang menonjol dalam kecerdasannya, kemuliaan diri, dan kemauannya yang kuat. Ia dilahirkan pada 27 tahun sebelum Hijrah. Asma' lebih tua sepuluh tahun dari Aisyah Ummul Mukminin, saudara perempuannya. Dia juga saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar. 

Asma' binti Abu Bakar mendapat julukan "Dzatin Nithaqain" (Pemilik Dua Ikat Pinggang), karena dia mengambil ikat pinggangnya, lalu memotongnya menjadi dua. Kemudian yang satu dia gunakan untuk sufrah (bungkus makanan untuk bekal) Rasulullah SAW, dan yang lain sebagai pembungkus qirbahnya pada waktu malam, ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar Ash- Shiddiq keluar menuju gua.

Penduduk Syam mengolok-olok Ibnu Zubair dengan julukan "Dzatin Nithaqain" ketika mereka memeranginya. Maka Asma' bertanya kepada putranya itu, Abdullah bin Zubair, "Mereka mengolok-olokkan kamu?" 

Abdullah menjawab, "Ya." 

Maka Asma' berkata, "Demi Allah, dia benar."

Ketika Asma' menghadap Al-Hajjaj, dia berkata, "Bagaimana engkau mengolok-olok Abdullah dengan julukan Dzatin Nithaqain? Memang aku mempunyai sepotong ikat pinggang yang harus dipakai oleh orang perempuan dan sepotong ikat pinggang untuk menutupi makanan Rasulullah SAW." 

Asma’ telah masuk Islam sejak di Makkah setelah 17 orang lainnya masuk Islam sebelum dirinya. Dia juga ikut membai’at (mengucapkan janji setia) Nabi SAW dan beriman dengan apa yang diajarkan padanya. Imannya kokoh pengamalan Islamnya baik.

Di antara tanda keislamannya yang baik, suatu ketika Qatilah binti Abdul Uzza mengirimkan pada anak perempuannya, Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq—Abu Bakar telah menceraikan Qatilah pada masa jahiliyah—beberapa hadiah, kismis (anggur kering), mentega dan anting-anting. Namun dia menolak menerima hadiah yang diberikan dan tidak mengizinkan ibunya masuk ke dalam rumah. 

Kemudian dia beranjak menuju Aisyah dan berkata, "Wahai Aisyah, tanyakanlah pada Rasulullah SAW tentang hal ini?" 

Kemudian Rasulullah saw mengatakan agar Asma menerima hadiah itu dan mempersilakan ibunya masuk ke dalam rumah. 

Abu Bakar pernah membawa seluruh hartanya ketika hijrah bersama Rasulullah SAW, yang berjumlah sekitar 5.000 atau 6.000 dirham. Kemudian kakek Asma', Abu Quhafah, datang kepadanya. Abu Quhafah adalah seorang tuna netra.

Abu Quhafah berkata, "Demi Allah, sungguh aku lihat dia (Abu Bakar) telah menyusahkan kalian dengan hartanya, sebagaimana dia telah menyusahkan kalian dengan dirinya." 

Asma' berkata, "Sekali-kali tidak, wahai Kakek. Beliau telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita."

Kemudian Asma' mengambil batu-batu dan meletakkannya di sebuah lubang tempat biasanya Abu Bakar (ayahnya) menyimpan harta. Setelah itu, Asma' menutupinya dengan selembar kain. Ia kemudian memegang tangan kakeknya (Abu Quhafah) dan berkata, "Wahai kakek, letakkan tanganmu di atas uang ini." 

Abu Quhafah meletakkan tangannya di atas kain itu dan berkata, "Tidaklah mengapa jika dia tinggalkan ini bagi kalian, maka dia telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian."

Padahal sebenarnya, Abu Bakar sama sekali tidak meninggalkan apa-apa pada keluarganya. Tapi Asma' melakukan hal itu untuk menenangkan hati kakeknya.

Asma’ menikah dengan Zubair bin Awwam, seorang yang tidak mempunyai harta benda, tidak pula kekuasaan, atau sesuatu lainnya kecuali kudanya. Maka Asma' mengurus kuda itu, menyediakan makanan dan memberinya minumannya.

Suatu ketika Zubair bersikap keras terhadapnya, maka Asma' datang kepada ayahnya dan mengeluhkan hal itu. Abu Bakar berkata, "Wahai anakku, bila seorang perempuan mempunyai seorang suami yang saleh kemudian meninggal, dan si perempuan tidak lagi menikah setelahnya, keduanya akan dikumpulkan oleh Allah di surga."

Suatu saat, Asma mengunjungi Rasulullah SAW dan berkata, "Wahai Rasulullah, di rumahku tidak terdapat apa pun kecuali sesuatu yang diberikan oleh Zubair. Bolehkah aku memberikan (menyedekahkan) sesuatu yang sedikit itu kepada orang yang mengunjungi rumahku?" 

Nabi SAW menjawab, "Berikanlah (bersedekahlah) sesuai kemampuanmu dan jangan menahannya agar tidak ditahan pula suatu pemberian terhadapmu." 

Tentang kedermawanan Asma' ini, Abdullah bin Zubair (putranya) berkata, "Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma'. Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul semua, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma', dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya."

Asma' juga turut serta dalam Perang Yarmuk bersama suaminya, Zubair bin Awwam, dan menunjukkan keberaniannya. Dia membawa sebilah belati dalam pasukan Said bin Ash di masa fitnah, lalu meletakkannya di balik lengan bajunya. 

Orang bertanya kepadanya, "Apa yang kau lakukan dengan membawa pisau ini?" 

Asma' menjawab, "Jika ada pencuri masuk, maka akan kutusuk perutnya."

Asma’ meriwayatkan sekitar 58 hadits dari Rasulullah SAW, riwayat lain mengatakan 56 hadits. Bukhari dan Muslim sepakat terhadap 14 hadits. Sedangkan 4 hadits lainnya diriwayatkan oleh Bukhari sendirian, sedangkan Muslim juga meriwayatkan sejumlah yang diriwayatkan Bukhari. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa hadits-hadist Asma yang sudah ditakhrij mencapai 22 hadits. Di antara yang telah disepakati Bukhari dan Muslim sebanyak 13 hadits. Selain itu, Bukhari meriwayatkan 5 hadits dan Muslim meriwayatkan 4 hadits. 

Asma' juga dikenal sebagai penyair dan pengarang prosa, mempunyai logika berpikir yang baik dan jelas. Ketika suaminya, Zubair bin Awwam, dibunuh oleh Amru bin Jarmuz Al-Mujasyi'i di Wadi As-Siba' (5 mil dari Basrah) ketika kembali dari Perang Jamal, Asma' melantunkan sebait syair:
Esok datang Ibnu Jarmuz dengan seekor kuda penuh semangat
Di hari kegembiraan meski tanpa nyanyian
Wahai Amru, bila kau perhatikan, tentu kau dapatkan
Jangan sembrono, hingga menggetarkan hati
Jangan kau biarkan tanganmu sembarangan
Karena ibumu akan kehilanganmu
Bila kau terbunuh, jadilah seorang yang muslim
Semoga terbebas dari siksaan yang telah dijanjikan

Dan ketika putranya, Abdullah bin Zubair, terbunuh ia berujar: 
Tiada bagi kekuasaan Allah yang tidak mungkin terjadi
Setelah suatu kaum membunuh 
antara zam-zam dan maqam Ibrahim
Mereka terbunuh oleh kekeringan yang mencekik
Membusuk, dengan berbagai penyakit dan kusta

Asma' mempunyai jiwa yang dermawan dan mulia tidak pernah menunda sesuatu hingga esok hari. Pernah suatu ketika dia jatuh sakit, kemudian dia segera membebaskan (memberikan) seluruh harta yang dipunyainya. Dulu dia pernah berkata pada anak-anak dan keluarganya, "Berinfaklah kalian, dan bersedekahlah, dan jangan kau menunda keutamaan. Jika kalian menunda keutamaan, kalian tidak akan pernah mendapatkan keutamaan. Dan jika kalian memberi sedekah, kalian tidak akan kehilangan." 

Kata-kata Asma' kepada putranya menunjukkan kepada kita tentang makna-makna yang luhur. Suatu saat putranya, Abdullah, datang menemuinya. Saat itu Asma' dalam keaadan buta dan sudah berusia 100 tahun. 

Abdullah berkata kepada ibunya, "Wahai Ibu, bagaimana pendapatmu mengenai orang yang telah meninggalkanku, begitu juga keluargaku." 

Asma' berkata, "Jangan biarkan anak-anak kecil Bani Umayyah mempermainkanmu. Hiduplah secara mulia dan matilah secara mulia. Demi Allah, sungguh aku berharap akan terhibur mengenaimu dengan baik."

Kemudian Abdullah keluar dan bertempur hingga ia mati terbunuh. Konon, Al-Hajjaj berkata kepada Asma' setelah Abdullah terbunuh, "Bagaimanakah engkau lihat perbuatanku terhadap putramu?" 

Asma' menjawab, "Engkau telah merusak dunianya, namun dia telah merusak akhiratmu." 

Asma' wafat di Makkah dalam usia 100 tahun, sedang giginya tetap utuh, tidak ada yang tanggal. Ia juga tidak pikun.

Kamis, 01 Desember 2011

Sholat Dhuha Berjamaah, boleh gak sih?

www.hidayatullah.com - Salah satu da'i dan tokoh Islam terkemuka Mesir, Dr. Ayman Khalil, menyatakan bahwa hukum mendirikan shalat dhuha secara berjamaah dalam jumlah massal tidak diperkenankan secara hukum fikih.

Menguatkan pendapatnya, Khalil menyatakan, tidak ada satu pun dari ahli fikih, baik klasik atau pun kontemporer, yang menegaskan bolehnya melaksanakan shalat sunnah pagi hari secara berjamaah di tempat umum.

"Tidak ada dalil agama yang memperbolehkannya. Sayyidah Aisyah sendiri pernah berkata, ia tidak pernah melihat Nabi Muhammad melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah," tutur Khalil dalam acara televisi bertajuk Fatawa ar-Rahmah, yang ditayangkan oleh stasiun televisi ar-Rahmah Mesir Selasa (14/7).

Dalam salah satu kaidah usul fikih (madzhab Hanafi), dikatakan bahwa asal segala hukum adalah tidak boleh, sehingga ada dalil yang memperbolehkannya (al-ashlu fi al-asyya at-tahrim, hatta yadullu alaihi ad-dalil bi jawazihi).

Khalil menegaskan, dalil-dalil syara' yang ada dan berkaitan dengan shalat dhuha adalah dilaksanakannya ibadah sunnah itu secara furada (sendiri), dan buka dalam jamaah.

Khalil mengisahkan hadits Ibnu Mas'ud, bahwa suatu hari ia melihat sekelompok orang tengah melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah di sebuah masjid. Ibnu Mas'ud kemudian membubarkan mereka dengan memukulkan tongkat. Sebagian ahli ilmu menganggap, Ibnu Mas'ud melarang shalat dhuha dan menganggapnya tidak disunatkan. Tetapi, ternyata, Ibnu Mas'ud hanya mencegah orang-orang agar tidak melaksanakan shalat dhuha secara berjamaah.

Meski demikian, tambah Khalil, ada beberapa shalat sunnah yang boleh didirikan secara berjamaah, bahkan di-mustahab-kan (dianjurkan), semisal shalat id, kusuf, khusuf, istisqa, shalat malam, tarawih, dan lain-lain.

Seputar Sholat Dhuha

Pengertian Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnah yang dilakukan pada pagi hari di saat matahari sedang naik. Dhuha secara bahasa artinya waktu terbitnya matahari atau naiknya matahari. Sedangkan menurut istilah ahli fiqih, dhuha adalah waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal (tergelincir matahari). Jadi shalat Dhuha artinya shalat sunnah yang dilakukan pada waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal.

Waktu Sholat Dhuha
Sejak Terbit Matahari sampai dengan akan masukknya matahari di titik atau sekitar pukul 07.00 s/d 11.00 BBWI.

Pelaksanaan Sholat Dhuha
Dilaksanakan dua raka’at sekali salam. Jumlah raka'at paling sedikit 2 raka’at dan paling banyak 12 raka’at.

Sholat Dhuha Berjamaah
Salah satu da'i dan tokoh Islam terkemuka Mesir, Dr. Ayman Khalil, menyatakan bahwa hukum mendirikan shalat dhuha secara berjamaah dalam jumlah massal tidak diperkenankan secara hukum fikih. Menguatkan pendapatnya, Khalil menyatakan, tidak ada satu pun dari ahli fikih, baik klasik atau pun kontemporer, yang menegaskan bolehnya melaksanakan shalat sunnah pagi hari secara berjamaah di tempat umum.enurut Ayman, hukum mendirikan shalat dhuha secara berjamaah dalam jumlah massal tidak diperkenankan secara fikih. selanjutnya >>


Niat Sholat Dhuha
Niat shalat dhuha didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram :
Usholli Sunnatadh dhuha Rok’ataini Lil laahi ta’aalaa
“Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah ta’alaa.”

Tata Cara Sholat Dhuha
Niat shalat
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca salah satu surat didalam Al-Quran
Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali I’tidal dan membaca bacaanya
Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Doa setelah sholat dhuha 
  • Bismillaahir rochmaanir rochim. … Alhamdulillaahi robbil-aalamin. Washsholaatu wassalaamu ‘alaa sayyidii muchammadin sholaatan tuwassi’u bihaa ‘alayyal-arzaaq, wayuchsinu bihaa liyal akhlaaq. Allaahumma sholli ‘alaa sayyidii muchammadin yubaariku lii bihaa fiiamwaalii, wa yastaqimu bihaa achwaali wa’alaa aalihii wa aschaabihi wasallim ajma’iin
    (Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Semoga sholawat serta salam tetap atas pemimpinku Muhammad, yang dengan sholawat itu semoga dapat meluaskan rezeki atasku, dan membaikkan akhlaqku. Ya Allah limpahkan sholawat atas pemimpinku Muhammad, yang dengan sholawat itu dapat memberkahi harta bendaku, dan meluruskan tingkah lakuku, dan atas keluarga dan para sahabat beliau seluruhnya semoga Engkau berikan keselamatan)
  • Alaahumma asbchtu wabika amsaitu wabika achyaa wabika amuutu wailaikan nusyuur. Allahumma inni as-aluka khoiro haadzal-yaum, fatchahu wanashrohu wa nuurohu wabarokatahu. Allahumma inni as-aluka khoiro haadzal-yaum wa khoiro maa fiihi, wa a’uudzubika min syarri haazal-yaum wa syarri maa fiihi. Allahumma maa asbacha bii min-ni’matin au biachadin min cholqika faminka wachdaka laa syarika laka, falakal chamdu walakasy-syukru’alaadzaalika
    (Ya Allah atas nam-Mu aku memasuksi waktu pagi, dan dengan-Mu aku memasuki waktu sore, dengan-Mu aku hidup dan dengan-Mu pula aku mati, serta kepada-Mu aku kembali digiring. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikkan hari ini, pembukaannya, pertolonganya, cahanya, dan keberkahanya. Ya Allah, Sungguh aku mohon kepadamu kebaikkan hari ini dan kebaikkan apa saja yang ada pada hari ini, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan apa saja yang ada pada hari ini. Ya Allah, apapun macamnya nikmat yang aku rasakan pagi ini atau dengan siapapun dari makhluqmu aku bertemu pagi ini, maka semuanya dari Engkau sendiri, tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala puji dan sanjung serta syukur untuk-mu atas semuanya itu)
  • Allahumma innad dhuhaa – A dhuha uka, Wal jamaala jamaa-luka, Wal bahaa-a bahaa-uka, Wal qudrota qudrotuka, Wal quwwaata quwwatuka, Wal Ishmata ishmatuka. Allahumma inkaana rizqi fis-samaa-i fa-anzilhu, wainkaana fil-ardli fa akhrijhu, Wainkaana mu’siron fayassirhu, Wainkaana ba’iidan faqorribhu, Wainkaana charooman fathohhirhu, Bichaqqi dhuhaaika, wajaamalika, wabahaaika, waqudrotika, waquwwatika, waishmatika, aatini maa’ataita ‘ibaadakash-sholichiin.
    (Ya Allah sesungguhnya waktu dhuha adalah dhuha-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan kebagusan adalah kebagusan-Mu, dan kemampuan adalah kemampuan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, serta perlindungan adalah perlindungan-Mu. Ya Allah apabila rizqiku berada dilangit maka mohon turunkanlah, bila di bumi mohon keluarkanlah, bila sulit mudahkanlah, bila jauh dekatkanlah, dan bila haram bersihkanlah, dengan haq dhuha-Mu, keindahan-Mu, kebagusan-Mu, kemampuan-Mu, kekuatan-Mu dan perlindungan-Mu, berikanlah kepadaku apa saja yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu Yang sholeh)
  • Allahumma innii ujibu da’wataka washollaitu faridlotaka, wantasyartu kamaa amartanii, farzuqnii minfadllika rizqon chalaalan thoiyyban mubaarokaa, wa anta khoirur rooziqin
    (Ya Allah , sesungguhnya aku telah memenuhi panggilan-Mu, dan aku telah sholat yang telah Engkau wajibkan, serta aku telah menyabar berusaha sebagaimana yang telah Engkau perintahkan, maka berilah aku rizqi dan keutamaan-Mu berupa rizqi yang halal, yang baik dan barokah, dan Engkau adalah sebaik-baiknya pemberi rizqi)
  • Allahumma yaa ghoniyu yaa chamid, yaa mubdiiu yaa mu’iid, yaa rochimu yaa waduud, aghnini bichalaalika ‘an charomik, wabithoo’atika ‘an ma’shiyatik, wabifadllika’anman siwaak.
    (Ya Allah, Wahai Dzat Yang Maha Kaya dan terpuji, yang memulai dan mengembalikan, yang maha penyayang dan pengasih, kayakanlah aku dengan rizqi halal-Mu jauh dari yang Kau haramkan, berilah kami ketaatan untuk menjauhi maksiat kepada-Mu, dan berilah kami dari keutamaanMu jauh selain Kamu)
  • Allahumma ij’al ausa’a rizqika ‘allayya ‘inda kibari sinni wa inqithooi ‘umrii, laailaaha illaa anta subchaanaka inni kntu minadh-dhoolimiin.
    (Ya allah, jadikanlah luasnya rizqiMu kepadaku ketika di usia lanjut (Tua)ku, dan akan putusnya umurku, tidak ada Tuhan kecuali Engkau sesungguhnya aku berada dalam golongan orang-orang yang aniaya)
  • Allahumma sholli wasallim wabaarik’alaa sayyidina muchammadin wa ‘alaa aalihii bi’adadi anwaa’irrizqi walfutuuchaat, yaa baasithu alladzii yabsuthur-rizqon liman yasyaa-ubughoiri chisaab. Ubsuth ‘alaiyya rizqon min kulli jihatin min makhluuq, wa machdli babzlika wakaromika bighoiri chisaab
    (Ya Allah, Limpahkan sholawat, keselamatan dan barokah kepada pemimpinku Muhammad dan keluarga beliau, dengan sejumlah bilangan berbagai rezqi dan terbukanya rahmat, wahai dzat pelapang rizqi, yang melapangkanrizqi kepada siapapun yang dikehendaki tanpa perhitungan, lapangkanlah atasku rizqi dari segala arah dari perbendahaan ghoibMu dengan tanpa makhluq lain yang mencari-cari kesalahan (iri hati) hanya karena anugerah dan kemulian serta kedermawananMu dan kemuliaanMu yang tanpa perhitungan itu
  • Subhaana robbika robbil-izzati ‘am maa yashifuun, wasalaamun ‘alalmursaliin, wal-chamdulillaahi robbil ‘aalamiin.
    (Maha suci Tuhan yang maha mulia dari segala apa yang mereka sifatkan, dan keselematan semoga dilimpahkan kepada para utusan, dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam)

Kedudukan dan Keutamaan Solat Dhuha
Shalat Dhuha ini mempunyai kedudukan dan keutamaan yang tinggi, sehingga Imam Syaukani berkata dalam menerangkan suatu hadis bahwa dua rakaat shalat Dhuha dapat menggantikan 360 kali sedekah. Oleh sebab itu betapa keras syariat menganjurkan untuk mengamalkannya secara terus-menerus dan Istiqamah.
Secara umum shalat Dhuha ini merupakan shalat sunnah muakad sebagai ibadah, dan secara khusus mempunyai arti shalat yang berhubungan dengan, permohonan limpahan anugerah rezeki yang dalam melakukannya ialah dengan tiap-tiap dua rakaat satu salam, ada juga yang mengatakan boleh empat-empat rakaat dengan satu tasyahud dan satu salam.

Shalat Dhuha sebagaimana diterangkan dalam beberapa hadis mempunyai keutamaan dan faedah yang besar, sehingga dengan tingginya keutamaan shalat Dhuha ini Nabi mengatakan bahwa shalat Dhuha ini adalah shalatnya para nabi para shalihin, para shiddiqin dan para tawwabin.
Karena ditinjau dari beberapa sisi, baik dari sisi memohon ampunan, dari sisi mencari ketenteraman lahir batin dalam kehidupan, dan ditinjau dari sisi memohon dilapangkan rezeki kepada Allah Swt. Shalat ini mempunyai kedudukan yang cukup baik, maka shalat Dhuha ini dianjurkan untuk dilakukan secara istiqamah, artinya kita amalkan secara rutin tiap hari.
Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha
Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
  1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
    Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:
    “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
  2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
    Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata: Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
    Mereka menjawab; “Ya!
    Rasul saw berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
  3. Sebuah rumah di surga
    Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw: “Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
  4. Memeroleh ganjaran di sore hari
    Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
    Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
    Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”  (Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).
  5. Pahala Umrah
    Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
    “Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” 
    (Shahih al-Targhib: 673).
    Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
    Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
  6. Ampunan Dosa
    “Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Shalat Dhuha Tiap Hari?
Adapun hukum mendawamkan (melaksanakn setiap hari/terus menerus) pelaksanaan sholat dhuha bagi umatnya, para ulama berbeda pendapat tentang hal tersebut:
  1. Jumhurul Ulama menyatakan bahwa disunnahkan untuk mendawamkan pelaksanaan sholat dhuha, karena keumuman hadits : "Amal yang paling dicintai oleh Alloh adalah yang amal yang didawamkan meskipun hanya sedikit" (HR Muslim)
    Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada yang menjaga pelaksanaan sholat dhuha kecuali Awwab". Beliau pun bersabda : "Ia termasuk sholat Awwabiin" (HR Hakim/Mauquf). 
  2. Ulama Hanabilah berpendapat bahwa tidak disunahkan melaksanakan sholat dhuha terus menerus (setiap hari), hal tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam riwayat yang lain dijelaskan bahwa: "Rasulullah SAW biasa melaksanakan sholat dhuha sehingga kami berkata beliau tidak pernah meninggalkannya, kemudian beliau meninggalkan pelaksannannya sehingga kami berkata beliau tidak pernah melaksanakannya" (HR Tirmidzy/dhoif) Mereka pun beralasan bahwa melaksanakan sholat dhuha terus menerus akan menyerupai pelaksanaan sholat-sholat fardu. (Mausu'ah Fiqhiyyah 27/223)
    Adapun sholat sunnah yang baru datang dari safar biasa Rasulullah SAW laksanakan di Masjid. Hal tersebut berdasarkan hadis dari Ka.ab bin Malik RA, : "Rasulullah SAW apabila datang dari berpergian, beliau datang ke Masjid dan melaksanakan sholat dua rakaat kemudian beliau duduk mengahadap para shahabatnya" (HR. Bukhori Muslim) Di dalam hadis ini, diterangkan bahwa disunnahkan bagi mereka yang baru datang dari bebergian agar dalam keadaan berwudhu dan hendaklah mendatangi masjid terlebih dahulu sebelum rumahnya dan melaksanakan sholat di dalamnya. Dan ini berbeda dengan sholat dhuha.
Beberapa Hadist lainnya yang berhubungan dengan sholat Dhuha
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]

Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]

Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]


Wallahu a`lam bishshowab.

sumber referensi: